Benarkah KIK* Wujudkan Kampus Educopolis?

  • 0



Republika, 20 November 2012 - Setelah lama tenggelam, permasalahan KIK kembali mencuat. Kali ini dengan sebuah desakan dari Ombudsman Republik Indonesia (ORI) yang meminta UGM untuk mencabut disinsentif KIK dalam jangka waktu 60 hari, tertanggal 29 Oktober 2012. Tuntutan ini dilayangkan karena UGM dianggap melakukan praktek maladministrasi. Sebagai gantinya, ORI merekomendasikan UGM untuk mengubah sistem KIK menjadi sistem identitas perorangan.

Perlu diakui, kehadiran KIK memberikan kenyamanan dan keamanan yang lebih jika dibandingkan dengan sebelumnya. Tingkat kriminalitas yang terjadi di dalam kawasan UGM semakin berkurang. Jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke UGM semakin terbatas pada orang-orang yang mempunyai kepentingan di dalamnya. Tetapi, karena peningkatan jumlah mahasiswa UGM yang masuk selalu lebih banyak dibandingkan yang keluar tetap membuat populasi kampus ini semakin sesak. Seandainya tujuan utama pembuatan KIK ini untuk membuat kampus lebih aman, maka itu adalah pilihan tepat. Beda halnya ketika kebijakan KIK ditujukan untuk menjadi kampus educopolis.

Perkembangan teknologi transportasi tidak bisa membendung kebutuhan dari mahasiswa untuk membawa alat transportasi pribadi ke dalam kampus. Walaupun alternatif kendaraan, yaitu sepeda sudah dianjurkan dan di fasilitasi, masih terasa kurang mencukupi. Situasi jalan yang cukup ramai juga dirasa kurang dinamis bagi para pengendara sepeda, terutama yang bertempat tinggal jauh. Keinginan mahasiswa untuk membawa kendaraan bermotor pribadi ke dalam kampus tidak lain untuk memenuhi kebutuhan perjalanannya. Terkadang mahasiswa membutuhkan waktu yang cepat untuk mobilitas, terutama bagi mahasiswa yang mempunyai aktivitas di kampus selain untuk kuliah, trayek bis umum hanya menjangkau beberapa fakultas yang dekat dengan jalan raya. Tidak seperti kota-kota lain yang mempunyai kendaraan umum mini semisal angkot yang bisa masuk sampai ke jalan kecil. Di Jogja, sangat sulit menemukan transportasi umum kecuali di jalan-jalan besar.

Perkembangan teknologi merupakan sesuatu yang pasti, sangat naif jika kita ingin menghentikan perkembangan ini. Kebutuhan manusia yang semakin besar terhadap sesuatu yang instant menjadikan teknologi sebagai sebuah kebutuhan, meskipun ini tidak mutlak. Oleh karena itu perkembangan teknologi transportasi juga harus dilawan dengan teknologi transportasi pula.

Jika mahasiswa membutuhkan mobilitas yang cepat di dalam kampus, maka pihak kampus juga harus bisa memastikan bahwa kebutuhan mahasiswa untuk memperoleh akses transportasi cepat juga harus tercapai. Dalam hal ini UGM tidak bisa bergerak sendirian, kerjasama dengan pihak Trans Jogja juga belum bisa dirasakan maksimal oleh seluruh mahasiswa karena trayek yang terbatas.

Alhamdulillah, 5 hari setelah artikel ini dimuat, pada tanggal 25 November 2012 UGM mulai memberhentikan disinsentif KIK. Semoga alternatif dari KIK ini bisa segera ditemukan.

Silakan dikritisi tulisan saya ini, kritik konstruktif yang membangun :)

NB: *KIK: Kartu Identitas Kendaraan

Pertanyaan Kepada Para Pendukung Israel

  • 1


Mohon maaf, jika ada diantara para pembaca yang mendukung Israel, saya hanya ingin bertanya, apa yang Israel takutkan dari sekumpulan anak kecil yang memegang batu, sedangkan tentara Israel bergerak dengan persenjataan lengkap dan kendaraan perang baja?

Ketakutan Israel dengan strategi Intifadah para pejuang Palestina hanya memperlemah wibawa kalian Israel sebagai bangsa dengan anggaran militer terbesar di Timur Tengah. Sementara yang Israel lawan adalah mayoritas anak kecil, remaja, dan wanita. Dimana wibawa Israel ketika pasukan Izzudin Al Qassam mempertahankan dirinya dari serangan brutal Israel terhadap Palestina dan meluncurkan roket sampai ke Tel Aviv sementara tentara Israel lari bersembunyi dari roket rakitan?

Israel berpikir bahwa membunuh Komandan Militer HAMAS, Asy-Syahid Ahmad Al-Jabbari akan memperlemah barisan jihad Izzudin Al Qassam sebagai sayap militer HAMAS. Israel mengira bahwa tangisan seorang ibu yang kehilangan anaknya akan memperlemah mental mereka untuk terus berjuang membebaskan bumi Palestina. Dengan tegas penduduk Gaza menyatakan bahwa mereka siap bertempur sampai titik darah penghabisan, karena pilihan mereka hanyalah hidup mulia atau mati sebagai syuhada.

Lalu dimana sikap para pemikir yang menyandarkan ilmunya pada Barat, yang memperjuangkan teori Hak Asasi Manusia sebagai dasar dalam bersikap terhadap sesama? Dimana pemimpin mereka yang mendukung akan adanya kebebasan bersuara sementara tangisan para ibu di Gaza kalian sumpal dengan bom dan martir?

Ketahuilah, bahwasanya lambat laun kebenaran akan muncul ke permukaan. Karena sejatinya nilai dari kebenaran adalah absolut, dan kelemahan berpikir antar manusia yang membuat kebenaran tampak relatif.

Akuilah, apa yang sebenarnya Israel takutkan bukan batu-batu yang dilemparkan oleh anak-anak kecil di Gaza, juga bukan karena roket rakitan para pejuang HAMAS. Yang mereka takutkan adalah bala tentara yang diturunkan Allah SWT untuk membantu para pejuang Palestina dalam mencapai syahidnya. Secara tidak langsung, Israel mengakui adanya kekuatan Yang Maha Dahsyat dalam menjaga Palestina, dan itu bukan manusia, tetapi Allah SWT yang menjadi Tuhan ummat Islam.

A Legal Way to Kill (Education Movie)

  • 3
Video ini merupakan sebuah edukasi dan juga menunjukkan bagaimana sebuah pembunuhan besar-besaran terjadi tanpa terlibat aturan hukum manapun.

Situsnya Down atau di Block?

  • 0
Udah lama nih ga pernah posting tentang komputer lagi, barusan pengen download film dari komputer kampus eh ternyata ga muncul-muncul. Dikira di block sama server kampus, takutnya ketauan hehe. Jadi pas ngebuka link dari adf.ly ga bisa kebuka, sampe dicari expander URL-nya ternyata ga bisa kebuka juga. Hmmm.... mungkin down, tapi gimana cara ngeceknya?

Nah akhirnya nemu situs yang bisa ngecek status web yang lagi online ataupun ngedown. Langsung aja cek ke situsnya http://isdownorblocked.com/ . Dan ternyata situs adf.ly emang lagi ngedown. Hmmmmm.....
Dan ini penjelasan dari situsnya. Di translate sendiri ya, grogi kalo yang baca lebih jago bahasa Inggrisnya, hehe

Download Film Fetih 1453

  • 17

Link untuk download film Fetih 1453 bisa dari alamat berikut:
http://is.gd/NF8a7i atau http://is.gd/vri3Cn atau http://is.gd/e1opTh
size : 600 MB
subtitle indo : http://ryekoplock.heck.in/files/conquest1453.zip


“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”


Film “Fetih 1453“ buatan Turki yang disutradari Faruk Aksoy ini diluncurkan serentak di berbagai belahan dunia pada tanggal 16 Februari 2012. Momen diriwayatkannya hadits tersebut dijadikan pembuka alur cerita, sekaligus mengisyaratkan bahwa keseluruhan visualisasi yang disajikan adalah bentuk adaptasi dari kisah nyata yang terjadi ratusan tahun silam. Saat itu, tentara kesultanan Usmani di bawah komando langsung dari sang Sultan Muhammad II mampu menaklukkan kota dengan pertahanan terbaik di dunia, yakni Konstantinopel.



Kontroversi tentang film Fetih 1453 muncul dari belahan Eropa sana, yaitu Yunani. Masyarakat Yunani terkesan tidak terima ketika film Fetih ingin menunjukan sebuah kebenaran sejarah yang memfaktakan bahwa tidak selamanya Islam selalu dalam posisi kalah dan Yunani selalu dalam posisi menang dan kstaria.

Sebagian besar dari mereka bahkan menghendaki Fetih 1453 dilarang beredar di Yunani. Meskipun demikian ada juga orang-orang Yunani dan dari belahan dunia lainnya yang mampu melihat lebih objektif terhadap film ini.




Perubahan Peta Indonesia

Perkembangan zaman ternyata juga memberikan dampak pada perkembangan di Indonesia, wilayah NKRI yang diusung sebagai harga mati sejak proklamasi ternyata goyah. Banyak oknum yang menginginkan wilayahnya lepas dari NKRI, entah karena mereka sudah merasa mandiri ataupun tidak puas dengan kinerja para pemimpin di Indonesia yang terlalu banyak korupsi.


Saatnya Foke dan Jokowi Memimpin!

  • 2


Pilgub DKI Jakarta memang menarik perhatian semua pihak. Sebagai ibukota negara, Jakarta memang sangat strategis terutama dalam bidang politik dan ekonomi. Bisa dibilang, siapa yang menguasai Jakarta maka itu adalah pintu untuk menguasai Indonesia. Statement ini mungkin subjektif, tapi ini yang banyak berkembang di pikiran masyarakat. Jakarta seolah-olah sebuah aset yang wajib dikuasai.

Keberagaman masyarakat Jakarta menjadikan kota ini bagai sebuah miniatur negara. Berbagai macam suku dan agama tinggal dalam sebuah kota dan saling berinteraksi terhadap sesama. Menunjukkan betapa keharmonisan sangat dijunjung tinggi di kota ini. Dan penduduknya juga sudah saling memaklumi tentang perbedaan di sekitar mereka. Terlebih lagi derajat sebagai wilayah perkotaan yang didominasi oleh kaum berpendidikan tinggi membuat masyarakatnya bisa berpikir lebih matang.

Keadaan ekonomi yang sangat timpang antara desa dan kota merupakan salah satu penyebab orang-orang dari luar berdatangan ke Jakarta. Banyak masyarakat perkampungan yang tergiur dengan kisah keberhasilan teman dan keluarga mereka ketika mengadu nasib di Jakarta.

Sebagai kota metropolitan, Jakarta juga dilirik oleh kalangan pebisnis dan masyarakat kelas atas. Mereka yang menginginkan tinggal di suasana perkotaan dengan fasilitas lengkap dan mewah. Semua bercampur menjadi satu, dalam sebuah kota bernama Jakarta.

Ketimpangan ini menjadi sumber utama dari berbagai macam polemik yang terjadi di Jakarta. Dalam sebuah kehidupan majemuk bernegara, dibutuhkan keseimbangan antara kehidupan di kota dan desa. Kota besar tidak bisa berdiri sendiri tanpa ada variabel pendukung. Salah satu variabel yang mendukung berkembangnya sebuah kota adalah kondisi pedesaan di sekitar.

Jika Foke dan Jokowi Terpilih

Kondisi kota dan desa yang sama-sama berkembang akan mendukung kemajuan suatu negara. Perkembangan di pedesaan kini mulai diperhatikan. Di Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengusung sebuah program Desa Peradaban dengan tujuan utama menjadikan desa ini lebih mandiri sehingga bisa menangkal arus urbanisasi. Di Solo, Joko Widodo juga telah berhasil mengangkat citra Solo menjadi kota yang lebih terpandang. Gelar “The Spirit of Java” menjadi salah satu nilai tambah bagi kota berlambang keris dan lilin.

Joko Widodo yang juga merupakan kandidat cagub pada putaran ke-2 Pilgub DKI dianggap sebagai calon terkuat yang mampu menggantikan posisi Gubernur DKI saat ini. Dengan pengalamannya memimpin kota Solo selama 2 periode menjadi perhitungan kuat dan menjadikan Jakarta mempunyai harapan baru menuju arah yang lebih baik.

Pengalaman berharga ini merupakan rangkaian positif dari pribadi Jokowi dan sudah sepantasnya beliau memegang tempat yang lebih tinggi lagi untuk bisa mengatur daerah tertinggal. Amat disayangkan apabila tugas Jokowi hanya berhenti sampai di Solo. Melihat dari berkembangnya Jawa Barat, maka sebenarnya Jokowi bisa mengambil alih provinsi tempat beliau berdomisili, yaitu Jawa Tengah. Kerumitan Jakarta menyebabkan orang yang memimpinnya haruslah orang yang mengerti kondisi kota itu sendiri.

Kondisi ini bisa menjadi win-win solution bagi kedua pasang cagub DKI. Membangun DKI pun tidak mudah. Jokowi berhasil pada periode ke-2 beliau memimpin Solo. Hampir setiap pemerintahan 2 periode menunjukkan perkembangan baik. Kita tidak bisa mengukur kepastian, tapi alangkah bagusnya Jakarta dipegang oleh orang yang sudah mengetahui selak beluk kerumitan Jakarta.

Fauzi Bowo dikawal banyak parpol besar, termasuk PKS. Partai ini sudah terkenal taringnya walaupun berada dalam koalisi, karena yang dikehendaki partai ini adalah kebaikan untuk bangsa, bukan kebijakan “asal bapak senang” yang kadang bisa merugikan bangsa itu sendiri.

PKS sudah menetapkan komitmennya dalam kontrak kerja bersama Fauzi Bowo untuk menjadi mitra kritis jika beliau kembali terpilih. Jika tidak, maka kader PKS yang banyak tersebar di DPRD Jakarta tetap akan mengawal kinerja Fauzi Bowo, sebuah kontribusi politik yang fair.

Telah dimuat di : http://suarajakarta.com/2012/08/24/menimbang-foke-di-jakarta-jokowi-di-jawa-tengah/
Juga dipublikasikan ke : http://politik.kompasiana.com/2012/08/24/saatnya-foke-dan-jokowi-memimpin/

Sarjana Ramadhan

  • 0


Ramadhan telah meninggalkan kita, tanpa kita sadari apa hikmah yang bisa ambil dari Ramadhan tahun ini. Berbagai target telah direncanakan ketika awal Ramadhan, pelaksanaannya yang menjadi bukti. Tiga puluh hari itu menjadi bukti bagaimana keadaan iman kita sebenarnya. Waktu yang cukup lama untuk memperjuangkan konsistensi ibadah menyediakan waktu bagi kita untuk terus mengevaluasi kinerja dan konsep ibadah. Berbagai usaha kita lakukan untuk menggapai derajat pemenang di bulan mulia ini.

Dan semuapun akan berakhir, begitu pula Ramadhan. Disini puncak ujian kita sebagai seorang hamba, mampukah kita menghadirkan ibadah terbaik selama sebulan penuh kepada Allah? Padahal semua ibadah adalah untuk kita sendiri kecuali satu, ibadah puasa. Kepasrahan kita dalam menyerahkan hadiah ini kepada Allah sangat mempengaruhi amalan sehari-hari. Banyak orang yang berpuasa tapi dirinya tidak mendapat apa-apa selain lapar dan haus. Sungguh amat disesalkan ketika ibadah spesial ini kita lewati dengan kesia-siaan.

Pelajaran berharga ini akan memberikan kita pengalaman yang berharga bagi diri sendiri di waktu yang akan datang. Kekuatan iman akan kembali diuji tatkala konsistensi amal ibadah kita digoyahkan dengan tiada keutamaan di waktu kita melaksanakannya. Sebenarnya pada masa itulah kita mendapat kemuliaan yang lebih sebagai seorang hamba sekaligus seorang ahli ibadah. Karena pada saat Ramadhan, dengan begitu mulianya bulan ini ditambah begitu semangatnya umat muslim lain dalam menjalankan ibadah, maka ketinggian nilai ibadah akan terasa wajar. Berbeda jika kita melakukan hal itu di hari-hari biasa.

Puncak ibadah terjadi ketika bulan Ramadhan, di hari biasa kebanyakan orang mengurangi kuantitas ibadahnya dan lebih fokus dalam urusan dunia. Atas sebab itu, maka tidak ada perbedaan secara realistis antara bulan Ramadhan dengan bulan-bulan lainnya. Ramadhan hanya bonus yang diberikan Allah untuk merangsang hamba-Nya dalam melakukan amalan ibadah. Ramadhan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas keimanan sehingga setelah Ramadhan keimanan kita bisa lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Setelah sebulan penuh kita memberikan hadiah ibadah kepada Allah, kini giliran Allah yang membalas. Allah berikan sebuah hari yang sangat istimewa, yang Allah jadikan hari itu sebagai perayaan atas kemenangan umat Islam dalam mengalahkan hawa nafsunya. Hari yang menandakan kelulusan atas perjuangan kita. Dengan kata lain, Allah telah mewisuda kita di hari itu. Sebuah wisuda atas keberhasilan kita dalam kesempurnaan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Maka patut bagi kita untuk menyandang sebuah gelar yang sangat istimewa, Sarjana Ramadhan. Layaknya seorang sarjana, maka hal terberat yang akan dihadapi adalah pasca kelulusan. Fakta di lapangan akan membuktikan apakah kita mampu menerapkan hasil sarjana, atau kemudian kita hanya menjadi pengangguran yang tak tentu arah.

Semua ini sangat tergantung pada keimanan yang telah membuat kita berkarya menjadi Sarjana Ramadhan. Seorang sarjana akan sangat berguna apabila hasil karyanya mampu menyumbangkan hal yang positif bagi sekitar. Maka apa yang kita lakukan seharusnya bisa berdampak positif dan semakin meningkat dalam hubungan kepada Allah dan juga sesama manusia.

Yang Mana Awal #ramadhan-mu?

  • 3

Oleh @muja94





  1. #Ramadhan , apa itu ? apa hanya sekedar bulan suci ?

  2. banyak keutamaan di bulan #ramadhan ini, apa saja? banyaak....

  3. siroh nabawiyah menyebutkan bahwa sebagian besar peperangan terjadi di bulan #ramadhan dan berakhir dengan kemenangan di pihak Muslim

  4. 17 Agustus 1945, kalau tidak salah dengar juga itu masuk dalam bulan #ramadhan

  5. lantas apa artinya? itu berarti #ramadhan menyimpan sebuah pesan besar

  6. kemerdekaan sering kita anggap sebagai simbol penyatuan bangsa Indonesia, itu artinya saat itu umat bersatu pada bulan #ramadhan

  7. seperti yg kita tahu, perjuangan kemerdekaan d dominasi oleh para santri yg tergerak untuk membebaskan bangsa ini dari penjajahan. #ramadhan

  8. kemenangan umat Islam dalam peperangan di masa nabi juga tidak lepas dari kekuatan utama umat Islam, apa itu? persatuan. #ramadhan

  9. jadi aneh kalau dalam #ramadhan ini masih banyak permasalahan yang melibatkan persatuan umat Islam

  10. padahal kode2 tentang #ramadhan sering mengisyaratkan kita pada persatuan umat Islam

  11. perbedaan mengawali #ramadhan seharusnya bukan menjadi masalah, jika memang cara yang mereka pakai tetap syar'i

  12. awal #ramadhan bisa berbeda karena perbedaan metode yang digunakan, yang memakai hilal harus menunggu tanggal 29 sya'ban

  13. sedangkan yang memakai hisab sudah bisa memastikan awal #ramadhan dari jauh2 hari... hanya itu saja, apa yg perlu dipermasalahkan?

  14. kalau ada yg bertanya kapan saya memulai #ramadhan , saya ikut yang tidak menimbulkan banyak perpecahan

  15. bagaimanapun kita ini bangsa yang bernegara, ada sistem pemerintahan didalamnya, kementrian agama ditunjuk untuk mengurus awal #ramadhan

  16. kementrian agama memang bukan tuhan, bukan pula nabi, tapi dalam tatakrama bernegara, kita tunduk pada pemerintah selama itu baik. #ramadhan

  17. masih ada yg mempermasalahkan keabsahan kementrian agama? mereka juga menggunakan cara syar'i, banyak ulama disana. #ramadhan

  18. masalah fiqh, bagaimana kita mematuhi ulil amri, & bagaimana kita menjaga persatuan umat Islam ini tetap ada, jadi ga usah neko2. #ramadhan

  19. Jadi... Yang mana awal #ramadhan mu?

Suksesnya Lady Gaga dan Irshad Manji di Tangan Da’i

  • 3

Lady Gaga Illuminati

Aktivitas-aktivitas kontroversial ini sangat laku dalam pemberitaan media massa, beberapa waktu terakhir publik sempat dibingungkan dengan pro-kontra Irshad Manji dan Lady Gaga. Meskipun mereka memang benar-benar tidak bisa tampil di hadapan publik Indonesia, tapi mereka telah meninggalkan jejak yang sangat mendalam terhadap sejarah moral bangsa kita.

Berbagai ormas Islam dengan bermacam-macam dalil mencoba unjuk gigi, entah apa yang mereka katakan itu salah atau benar. Yang semakin membingungkan, justru perdebatan ini hanya terjadi di kalangan umat Muslim sendiri yang seharusnya bisa mengeluarkan satu suara terhadap kondisi yang terjadi. Masing-masing berargumen, saling menjatuhkan, sampai akhirnya sentimentalitas antar golongan yang sudah lama terkubur menjadi terkuak kembali.

Sungguh tidak etis ketika publik melihat umat Islam pada saat ini tidak mempunyai suara yang satu. Pluralisme yang diusung seakan hanya menjadi slogan dalam berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda keyakinan. Dalam tubuh umat Islam sendiri pluralisme seakan tidak ada. Hanya ada pemaksaan kehendak dari masing-masing kepentingan. Jadi Islam seperti apa yang dapat dikatakan benar?

Lady Gaga dan Irshad Manji telah meninggalkan Indonesia. Bagi sebagian orang ini dianggap sebagai sebuah keberhasilan. Akan tetapi sebagian orang lain juga bisa mengklaim ini sebagai keberhasilan mereka. Siapakah “mereka”?

Maraknya pemberitaan terhadap kasus ini pasti sudah bisa diprediksikan. Justru hal ini yang dimanfaatkan untuk membawa nama kesuksesan mereka. Tentunya kita masih sadar, bahwa sebelum ini ada kejadian yang menjadi titik tolak kontroversial ini menjamur. Kerisihan para penolak Islam liberal memang sudah sampai pada puncaknya. Sampai akhirnya muncul sebuah gerakan yang sangat jelas menentang kelompok Islam liberal ini.

Gerakan ini semakin panas ketika kelompok liberal ini mengundang tokoh luar negeri yang disebut sebagai pembaharu Islam untuk mengisi beberapa kajian di Indonesia. Tokoh yang ternyata sembari meluncurkan buku terbarunya yang bahkan buku sebelumnya kurang populer di telinga orang Indonesia dalam sekejap bisa meraih popularitas maksimal atas hasil karya tersebut.

Sungguh menakjubkan, sebuah buku yang baru diluncurkan dalam sekejap bisa dikenal seantero nusantara, komplit dengan buku yang sebelumnya diterbitkan. Bukankah ini keberhasilan marketing luar biasa dari proyek penjualan buku?

Setelah sukses membuat publik tercengang, media kembali dihebohkan dengan pemberitaan bertubi-tubi dari penyanyi internasional yang ingin melaksanakan konser di Indonesia. Penyanyi ini memang kontroversial, bahkan di beberapa negara sempat dilarang untuk mengadakan konser dari penyanyi ini. Dan tibalah saatnya Indonesia. Protes serupa juga terjadi untuk menghalangi penyanyi ini tampil di Indonesia.

Aktivis dakwah tampil sebagai barisan terdepan dalam rangka menolak apa yang mereka sebut dengan kemungkaran. Namun, ada beberapa hal yang jarang dipahami dan disadari oleh para aktivis dakwah. Semua isu kecil bisa menjadi besar hanya dengan satu penyebab, dan semua isu besar bisa menjadi kecil hanya dengan satu penyebab yang sama. Dan jawabannya adalah media.

Ketika pembicaraan sudah semakin terlarut, media meraih keuntungan dari besarnya intensitas serta rating berita yang diterbitkan. Beberapa pihak pun merasa di untungkan. Siapa lagi pihak itu jika bukan orang-orang yang menginginkan pamor dari dua orang kontroversial itu meningkat. Mungkin ini terdengar sepele, bahkan terkesan mengada-ada. Tapi jika kita lihat fakta, ternyata semakin banyak anak-anak yang menjadi akrab dengan nama penyanyi itu. Padahal sebelumnya mereka hanya mengetahui samar-samar, bahkan sama sekali tidak mengetahui.

Sayangnya umat Islam saat ini belum sehebat mereka dalam mengalihkan isu, justru seringkali kita malah memakan barang dagangan mereka sendiri. Sudah jelas bahwa kedatangan dua tokoh itu hanya untuk mencari sensasi dan empati bagi kaum liberal. Dan kini publik semakin melihat bahwa sebenarnya mereka yang teraniaya. Dan kita harus menyadari, bahwa ini bukan hanya perang pemikiran semata. Apa yang terjadi ketika akhirnya simpati publik justru jatuh pada mereka?

Jika syi’ar media ini merupakan bagian dari dakwah kita, maka kita perlu merancang strategi baru dalam mengumandangkan syi’ar ini. Jangan sampai kita yang memakan barang dagangan mereka lagi. Jika kita mau membuka mata.

SNMPTN Menuju UGM

  • 9
Sedikit pengen nostalgia di masa muda. Waktu itu jiwa perjuangan lagi tinggi-tingginya, maklum tahun lalu  gw bener-bener disibukin ama hal-hal yang bersifat akademis. Kelas 3 SMA emang masa penuh perjuangan, UN sempet jadi monster agung bagi kita, terus tentang nasib kita yang belom jelas mau dibawa kemana setelah SMA juga jadi kekhawatiran tersendiri. Ditambah lagi karena gw hidup di lingkungan pesantren yang ngewajibin seluruh santrinya yang mau lulus buat nyetorin ulang 5 juz yang pernah dihapalnya. Fantastik.
*ilustrasi, model diatas hanyalah piktip belaka, maaf yah sang model :D

Perjuangan di masa itu emang berat, waktu itu gw juga lagi mengadu nasib di OSN tingkat provinsi untuk kategori Komputer sambil jadi panitia Pekan Orientasi, ya semacem ospek gitu lah. Bener-bener sebuah masa yang hectic, pesantren gw juga ngewajibin santrinya buat ngelaksanain PPM (Praktek Pengabdian Masyarakat) sebelum lulus, mirip KKN. Emang sih, kelas 3 itu udah dibebasin dan wajib bebas dari segala macem aktivitas organisasi. Dan dari sini gw semakin sadar, betapa pentingnya manajemen waktu yang bagus buat kelangsungan hidup kita.

Kalo kata kakak kelas dan guru-guru disana, UN itu jangan terlalu diambil beban, apalagi UAS. Yang penting kita nyetorin qur’an dulu karena emang penentu ijazah itu dari ujian qur’an. Makanya ampe sekarang masih ada oknum-oknum yang ijazahnya disimpen di loker TU gara-gara belom selesai ujian qur’an. Ups bukan maksud ghibah, tapi emang bener, ampe sekarang. Ada beberapa temen dan kakak kelas yang udah keterima di Perguruan Tinggi tapi gara-gara ujian qur’an yang belom selesai akhirnya mereka harus ngerelain untuk tetap berkutat pada hapalan-hapalan qur’an.

Ini tentang penentuan nasib masa depan. Buat kita para santri Husnul Khotimah, ujian qur’an itu segalanya, tapi ternyata banyak juga yang belum terlalu serius buat ngejalanin ini. Dan ‘the power of kepepet’ itu emang jadi motivasi yang paling bagus. Tapi SNMPTN yang seharusnya juga jadi fokus buat kelanjutan hidup di masa depan juga ternyata belum jadi prioritas utama. Entah gara-gara santri HK ini kebanyakan ngebagi pikiran buat qur’an, UN, PPM atau yang lainnya, makanya santri kita belom bisa merajai SNMPTN seperti sekolah-sekolah luar yang di satu universitas siswanya bisa lebih dari 20 orang untuk satu angkatan.
buku bacaan kite :D

Memang sebuah keharusan buat ngebagi prioritas kita terhadap sesuatu yang wajib dulu. Waktu itu gw punya target buat ngebabat abis setoran qur’an di semester 1 kelas 3, dan alhamdulillah 4 juz bisa diselesaikan. Di semester 2 ini kewajiban gw tinggal 1 juz, sedikit aman tapi bukan merasa nyaman. Alhamdulillah, dapet tambahan 2 juz selain setoran wajib. Buat gw, qur’an ini fokus utama, selain untuk nyetor kewajiban, qur’an juga bisa jadi penentram hati. Orang-orang yang hapal qur’an juga dijamin kecerdasannya oleh Allah, karena emang ngapalin qur’an itu butuh perjuangan berat. Makanya kita banyak denger orang-orang yang jenius dari para penghapal qur’an. Seorang profesor yang udah ngehasilin satu karya buku pun belom tentu bakal inget secara detail dan persis buku yang udah pernah ditulisnya.

Dan ini keajaiban yang gw rasa pas SNMPTN. Waktu itu gw lagi kondisi galau akut, gw ini jurusan IPS, tapi entah magnet apa yang narik gw buat suka ama komputer, setiap lomba yang gw ikutin juga hubungannya ama komputer. Nah masalahnya jurusan komputer itu mesti dari IPA, sedangkan gue? Akhirnya abis selesai UN, gw ikut bimbel di Nurul Fikri Cibinong dan gw ambil kategori IPC. Agak stres sih, bimbel dari pagi ampe sore, mumed. Dan waktu itu banyak yang nanya “kamu IPS? Ngapain ngambil IPC?”, dan setelah beberapa kali konsultasi, akhirnya kakak-kakak pembimbing di NF nyaranin gw buat fokus juga di pelajaran IPS, dan yang gue suka ya cuma akuntansi, entah kenapa gw ga terlalu minat ama manajemen dan ilmu ekonomi, terlalu banyak teori. Buat sejarah, sosiologi, apalagi geografi, gw belom nemu keinginan buat memperdalam di jenjang formal, hanya ada ketertarikan.

Bayangin, dalem sebulan otak gw disumpekin ama hal-hal yang berbau sains, sesuatu yang gw hindarin sebelumnya. Soal-soal IPA dari NF emang dahsyat, ampe kelenger. Gw cuma yakin ama Allah, dengan usaha semampunya, gw pun pasrah di selanjutnya. Karena Allah itu gak bakal ngasih sesuatu tanpa ada usaha. Usaha tanpa doa adalah sombong, doa tanpa usaha sama dengan bohong. Gw bener-bener ningkatin ibadah ruhiyah, entah qiyamullail, baca qur’an, solat duha, dan gw ngerasa sesuatu yang beda. Ketentraman. Walaupun gw sedikit ngerasa panik, tapi alhamdulillah Allah selalu memberikan jalan.

Mungkin ini janji yang Allah berikan kepada para penghapal Al-Qur’an, hidup mereka akan selalu dijamin ketenangannya oleh Allah. Jika kita mengejar dunia, maka yang kita dapat hanyalah dunia. Dan jika kita mengejar akhirat, maka Allah akan memberi kita semuanya. Maha Suci Allah terhadap segala urusannya.

Setelah tes SNMPTN, gw juga daftar SIMAK UI buat jaga-jaga. Tapi waktu itu gw emang agak lengah. Waktu buat belajar bukan cuma berkurang, tapi tergantikan oleh aktivitas ngegame. Kayaknya gw emang butuh refreshing, tapi gw sadar kalo gw masi punya kewajiban buat nentuin masa depan. Dan rasanya emang susah berhenti kalo kita udah terjebak aktivitas gaming. Sempet panik. Dan di suatu malam yang ditunggu-tunggu, malam pengumuman hasil SNMPTN tulis, gw coba login. Karena banyak yang akses, login pun susah, dan semakin deg-degan. Sekitar 1 jam kemudian gw nyoba login lagi dan akhirnya muncul gambar....
beberapa saat ketika situs SNMPTN 2011 mengalami crash


Sedikit ga percaya, sampe akhirnya gw refresh itu website berkali-kali, takutnya berubah. Dan alhamdulillah, Allah telah menunjukkan jalan terbaiknya. Walaupun gw ga masuk ke jurusan Ilmu Komputer, tapi gw yakin ini yang terbaik dari Allah.

Dan buat semua teman, kolega, adik kelas yang sekarang berjuang di SNMPTN 2012, yakinlah Allah akan memberi kalian yang terbaik. Yang terbaik bukan berarti yang kalian suka. Boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Selalu berikan pandangan positif terhadap takdir Allah, karena Allah berada dalam prasangka hamba-Nya.

Salam perjuangan,
Pejuang SNMPTN 2011
XII IPS 1 Husnul Khotimah

Ketahanan Sistem Politik Indonesia

  • 0
Politik di Indonesia sudah terlihat sangat memprihatinkan, demokrasi yang diusung sebagai tameng bagi hak asasi berpolitik dinilai sudah melampaui batas. Setiap rakyat kini bisa bertindak sesuai dengan keinginannya tanpa lagi mempedulikan norma norma dalam bernegara. Alih alih sebagai negara demokratis, Indonesia menjadi negara yang sangat bebas, bahkan lebih bebas dari negara barat.

Ketahanan sistem politik di Indonesia ternyata juga sangat rapuh. Tidak mempunyai kekuatan yang pasti dibelakangnya. Dan lagi, demokrasi ini memang sudah sangat bebas. Rakyat bisa bertindak semaunya tanpa ada halangan. Kekuasaan politik tunduk terhadap keinginan masyarakat dalam rangka membangun citra jangka panjang.

Para pemimpin politik di Indonesia berlomba mendapatkan hati rakyat dengan cara apapun. Dengan kebaikan yang tulus ataupun dengan kebaikan yang disertai akal bulus.

Kesehatan politik di Indonesia semakin menurun dengan adanya praktik kotor yang dilakukan oleh partai politik yang justru mengagung agungkan demokrasi sebagai sistem utama mereka dalam bernegara. Demokrasi yang seharusnya digunakan untuk bisa menampung suara masyarakat justru menjadi kekuatan sekelompok orang untuk menguasai aspek kenegaraan.

Beginilah Generasi Terbaik Mengajarkan

  • 0
Sejak kecil Anas bin Malik sudah ditumbuhkan rasa cintanya terhadap Rasulullah. Beliau merupakan penduduk kota Yatsrib yang sekarang berganti nama menjadi Madinah. Ibunya yang bernama Ummu Salamah sangat kuat menanamkan nilai-nilai ke-Islaman kepada beliau. Meskipun ayahnya sempat menentang Ummu Salamah untuk masuk ke dalam Islam, keteguhan hati yang dimiliki oleh Ummu Salamah mampu bertahan dalam keimanannya sekaligus mengajak anaknya, Anas bin Malik untuk tetap mencintai Rasulullah.

Kecintaan yang besar terhadap Rasulullah semenjak masa kecilnya menjadikan Anas sebagai orang yang selalu merindukan kehadiran Rasulullah yang pada masa itu belum berhijrah ke Madinah. Setiap hari penduduk kota Yatsrib mengabarkan berita gembira akan datangnya Rasulullah ke kota Yatsrib, namun hal itu tak kunjung datang. Hingga pada akhirnya Rasulullah bersama Abu Bakar telah dekat dengan Yatsrib, para penduduk kota segera bersiap menyambut kedatangan Rasulullah termasuk Anas dan ibunya. 

Sesampainya di Yatsrib, Ummu Salamah mendatangi beliau dan berkata, ”Ya Rasulullah, orang-orang Ansar baik lelaki mahupun perempuan telah memberikan hadiahnya kepada tuan. Tetapi saya tidak memiliki apa-apa untuk saya hadiahkan kepada tuan kecuali anak saya ini. Maka ambillah dia berkhidmat kepada tuan untuk membantu apa yang tuan maukan.” Hadiah ini diterima oleh Rasulullah dengan senang hati. Di usianya yang kesepuluh, Anas bin Malik sudah hidup berdampingan dengan Rasulullah SAW.

Keteladanan ibunya juga merupakan contoh bagi setiap Muslimah. Ketika suaminya wafat, Abu Thalhah datang kepada beliau dan siap untuk meminangnya. Namun karena pada saat itu Abu Thalhah masih dalam kemusyrikan, Ummu Salamah menolak pinangan dan berkata “Sungguh tidak pantas seorang musyrik menikahiku. Tidakkah engkau tahu, wahai Abu Thalhah, bahwa berhala-berhala sesembahanmu itu dipahat oleh budak dari suku anu, jika kau sulut dengan api pun, ia akan terbakar”. Abu Thalhah kembali ke rumah dan memikirkan perkataan Ummu Salamah. Dan kemudian ia kembali lagi dan menyatakan ke-Islamannya. Ummu Salamah hanya meminta mahar ucapan syahadat.

Kedekatan Anas terhadap Rasulullah sangat mempengaruhi kehidupan Anas. Hampir setiap hari Anas berinterkasi dengan Rasulullah sehingga beliau mengetahui segala sesuatu yang dikerjakan oleh Rasulullah. Dalam hal ibadah, beliau lah orang yang paling bagus ibadahnya. Bahkan Abu Hurairah berkata “Saya belum pernah melihat orang yang menyerupai solatnya Rasulullah kecuali Ibn Ummu Sulaim (maksudnya Anas)”.

Anas berkata, “Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik akhlaqnya, lapang dadanya, dan banyak kasih sayangnya. Suatu saat beliau menyuruhku untuk suatu keperluan, ketika aku berangkat, aku tidak menuju ke tempat yang Rasul inginkan, namun aku pergi ke tempat anak-anak yang sedang bermain di pasar dan kemudian ikut bermain bersama mereka. Ketika aku telah bersama mereka aku merasa ada seseorang berdiri di belakangku dan menarik bajuku, maka aku menoleh, ternyata dia adalah Rasulullah. Dengan senyum beliau menegurku: “Ya Unais (panggilan kesayangan) apakah kamu sudah pergi ke tempat yang aku perintahkan?” Aku gugup menjawabnya: “Ya, ya Rasul, sekarang aku akan berangkat”. Demi Allah aku telah menjadi pembantunya sepuluh tahun, tidak pernah aku mendengar ia menegurku: “Mengapa kamu lakukan ini dan itu, atau mengapa kamu tidak melakukan ini atau itu?”
Anas merupakan seorang ulama yang sangat rendah hatinya, seorang bangsawan yang sangat murah amalnya. Rasulullah pernah memanjatkan doa khusus bagi Anas, “Ya Allah berilah rizki kepadanya harta dan anak, dan berkahilah”. Doa ini terkabul dan Anas hidup sampai usianya yang ke-103 tahun dengan mempunyai anak yang banyak dan disertai harta kekayaan yang cukup.

Beginilah generasi terbaik mengajarkan kita, bahwa dakwah bukanlah sesuatu yang selalu dilaksanakan dengan cara yang keras. Terkadang kita membutuhkan kelembutan hati seseorang untuk bisa memasukkan Islam secara kaffah kedalamnya. Apa yang Anas terima sebagai pelayan sekaligus sahabat terdekat Rasulullah merupakan sesuatu yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain.

Takbir, Dibalik Segalanya

  • 0

“Allahu Akbar!”. Ini adalah pertama kalinya aku mendengarkan sekaligus meneriakkan kalimat ini di kampus. Selasar FEB UGM bergema dengan suara takbir yang diucapkan oleh panitia JMME Fair 2012. Mungkin ini adalah hal yang remeh karena takbir pun sering kita kumandangkan dalam adzan, sering kita lafalkan dalam shalat, sering kita sebut dalam dzikir. Tapi ada sesuatu yang berbeda ketika takbir ini dilafalkan berjama’ah dengan sebuah suara yang lantang.

Tentu kita masih ingat suasana perang Badar ketika pada saat itu jumlah ummat Muslim yang sedikit melawan jumlah kafir Quraisy yang sangat banyak. Sebuah kemustahilan ketika pada saat itu kaum Muslimin justru keluar dari medan pertempuran sebagai pemenang. Ditinjau dari akal sehat ini memang tidak logis. Sejatinya ketika ada sebuah kelompok besar yang bertempur melawan kelompok kecil maka bisa dipastikan kelompok besar itu akan menang. Tapi tidak demikian pada perang Badar dan perang-perang umat Islam lainnya.

Sedikitnya jumlah pasukan tidak akan membuat umat Muslim gentar dalam pertempuran selama mereka masih memegang Allah sebagai pelindungnya. Dengan cara apa umat Islam pada saat itu menghadirkan Allah dalam perjuangannya? Sebuah kalimat yang kecil namun dinilai besar di sisi Allah. Sebuah lafal yang mengundang kekuatan. Sebuah kalimat yang menghadirkan ketenangan, menghasilkan semangat, menghilangkan ketakutan, membentuk kesolidan. Suara yang bergema secara bersamaan ini juga mampu membuat musuh Allah bergetar ketakutan ketika mendengarnya. Sesuatu yang diucapkan dengan tegas, “Allahu Akbar!”.

Takbir ini yang membuat umat Islam memenangkan pertempuran walau dengan jumlah yang kecil. Karena pada masa itu umat Islam hanyalah minoritas dibanding penduduk lain di seluruh dunia. Namun kerajaan Romawi dan Persia harus mengakui bahwa dalam peperangan umat Islam mampu mengungguli mereka. Padahal yang ingin dibawa oleh Islam hanyalah sebuah kebaikan. Yang pertama kali ditawarkan oleh umat Islam bukanlah peperangan, tapi sebuah perjanjian damai dengan syarat yang sama menguntungkan. Hingga pada akhirnya umat Islam terpecah dalam takbir mereka masing-masing dan dengan mudahnya pasukan Islam dihancurkan.

Sejarah kekhalifahan Turki Utsmani cukup untuk menjadi pelajaran bagi kita. Kehancuran pada masa itu bukanlah tanpa sebab yang jelas dari dalam tubuh umat Islam sendiri. Inilah yang terjadi ketika nafsu keduniawian yang mendominasi mereka. Pengunggulan antar kelompok satu dengan yang lainnya juga merupakan faktor vital bagi kehancuran khilafah Turki Utsmani pada masa itu. Mereka bertakbir untuk diri masing-masing dan untuk kelompok mereka sendiri. Kondisi yang masih berlanjut sampai saat ini.

Sudah cukup jelas gambaran sejarah tentang kejayaan yang berujung pada kehancuran. Kejayaan ini tidak akan pernah kembali jika umat Islam hanya bergerak bagi dirinya sendiri. Dan jika kelompoknya hanya menjalankan agenda untuk mereka saja. Takbir ini diperlukan untuk mempersatukan umat Islam yang masih tercerai-berai. Takbir ini dibutuhkan untuk menghilangkan individualitas antar kelompok. Takbir ini diwajibkan bagi kita yang menginginkan kejayaan. Sebuah kemenangan yang dijanjikan. Sesuatu yang tak akan terlaksana tanpa adanya persatuan.

Bukan saatnya lagi untuk menanyakan esensi takbir ini sendiri. Kita butuh kemajuan dalam cara berpikir. Bukan hanya retorika yang membuat pemikiran berputar-putar didalamnya. Perlu jalan untuk memandu pemikiran ini. Tidak ada gunanya mempermasalahkan perbedaan karena sesuatu yang berbeda itu niscaya. Bukankah pada masa Rasulullah SAW para sahabat sering berbeda pendapat? Kita bukanlah makhluk yang lebih mulia dari seorang sahabat. Mengapa kita mempermasalahkan apa yang tidak dipermasalahkan? Saat itu para sahabat sudah berbicara jauh mengenai perkembangan Islam namun kita masih berbicara seputar arti Islam itu sendiri. Arti Islam bagi kelompoknya. Bukan Islam pada kesempurnaan dan ke-universal-annya. Padahal jarak kita sudah lebih dari 1400 tahun. Mulailah kembali berpikir untuk mendapatkan sebuah kemajuan. Untuk bisa melantangkan takbir ini secara berjama’ah. Allahu Akbar!

Sebuah Diskusi, Sebuah Kebodohan

  • 19

Ini pertama kalinya gw bincang-bincang ama orang Arab. Orang Mesir tepatnya. Dia mahasiswa yang lagi belajar di UGM, Fakultas Ilmu Budaya. Peluang ini ada pas rangkaian hari ketiga JMME Fair 2012. Agenda awal acara itu nonton bareng yang awalnya mau nonton film berjudul “Le Grand Voyage”. Film dari Prancis yang katanya nyeritain tentang seseorang yang pengen pergi haji.

Sebenernya ini agenda yang kurang jelas juga sih, tadinya pengen nonton “Negeri 5 Menara” tapi karena ini film agak baru dan belom ada yang jual CD Original-nya (setdah... gaya), bajakanpun udah diuber-uber tapi juga ga ketemu, ampe nyari download-an kemana-mana juga ga dapet, akhirnya panitia sepakat ini film diganti. Tapi ternyata panitia galau juga nyari film yang bagus, sempet gw usulin buat nonton “Alangkah Lucunya Negeri Ini” (karena ini yang bagus yang gw punya, masa mau gw kasih “Sang Murabbi” wkakakak) tapi ternyata mereka minta film yang jarang-jarang (namanya film pasti ada yg udah pernah nonton -__-“).

Yaudah akhirnya ada yang usul buat nonton “Le Grand Voyage”, nama yang asing tapi gapapa lah. Dan ternyata setelah dapet film-nya malah si “Koor. Acara” (gamau nyebut nama :p) juga kurang setuju. Tapi setelah dipikir-pikir ternyata setuju juga. Bencana atau berkah ternyata muncul di tengah jalan. Bang Thoriq, mahasiswa Mesir ini ternyata dateng. Sebelumnya dia pernah diundang buat jadi pembicara di acara sebelumnya tapi ternyata ga dateng. Nah beliau baru dateng sekarang. Disambut ama ketua panitia dan setelah dijelasin kalo acara sekarang ini nonton bareng, beliau juga pengen ikut dan ternyata beliau juga nyumbang film.

Mau tau film apa? Jreng jreng jreng... Gw kira ini film asing, tapi ternyata ini emang asing, lebih tepatnya udah asing di memori. Ini film udah pernah gw tonton dulu, dulu banget ampe sekarang gw lupa. Judul filmnya “The Message” ato kalo versi arabnya mah “Ar Risalah”. Dan karena ini film versi bahasa Inggris, film pun ga ada subtitle.

Awalnya ketua panitia nanya ada yang bisa bahasa Arab ga, soalnya Bang Thoriq ini ga terlalu fasih bahasa Inggris sama bahasa Indonesia. Waw, ampe film diputer gw belom unjuk gigi. Malu gan, secara bahasa Arab udah ga pernah di muraja’ah lagi. Yaudah akhirnya gw pindah duduk ke belakang beliau terus perkenalan singkat pake bahasa Arab. Abis itu dia nanya “kamu bisa bahasa Arab”, dan gw jawab “sedikit” (pake bahasa Arab tentunya). Dan beliau minta gw buat duduk disampingnya, jujur agak gugup juga. Udah lama ga pernah ngomong pake bahasa Arab lagi.

Selama film diputer beliau ngajak ngomong pake bahasa Arab yang kadang gw cuma manggut-manggut doank, maklum pas gw di pondok pun biasanya ngobrol ama ustadz ga kaya gini amat. Ustadznya pake bahasa Arab dan gw pake bahasa Indo, ya nyambung sih, soalnya gw agak kagok nerjemahin Indo ke Arab jadi mending pake Indo aja. Tapi kalo ini mah full Arab dan gw ajak ngomong pake bahasa Inggris dikit malah jadi konslet. Ga ada cara lain selain pake bahasa Arab.

Dari jam 4 ampe jam setengah 6 gw duduk disamping dia, how terrible. Kebayang gak sih kalo ngobrol ama orang asing dan kita ga terlalu fasih ama bahasanya. Mau ngobrol juga ga enak, diem juga ga enak. Tekanan mental banget gan, apalagi gw ini lulusan pondok, apa yang udah gw dapet selama 6 tahun?

Karena film ini lama banget, panitia ngasi waktu ampe jam 5.10 tapi ternyata bang Thoriq ini pengen ampe kita nonton pas masa hijrah ke Madinah dulu. Alhasil, jam setengah 6 baru film bisa di stop dan durasi masih panjang banget. Abis itu panitia minta bang Thoriq buat ngejelasin tentang film tersebut dan bang Thoriq mau asalkan gw juga ikut bantu ngejelasin, jadi penerjemah gitu. Kami sama-sama maju ke depan. Dan abis itu kita semua poto bareng. Ternyata bang Thoriq ini minta buat poto bareng gw berdua. Ini pertama kalinya gw diminta orang asing buat poto bareng, biasanya gw yang minta. Agak norak emang kedengerannya.

Dan sebenernya gw ngerasa seneng sekaligus nyesel. Seneng karena ada yang masih bisa gw manfaatin sebagai lulusan pondok. Nyesel karena ternyata apa yg gw pelajarin selama ini belom maksimal. Dan kalo ada kalian santri pondok yang baca ini, khususnya adek-adek kelas gw di Husnul Khotimah, jangan pernah sia-siain waktu kalian belajar disana. Barakallah.

Quotes for #JMMEfair

Pembicaraan ini bukan hanya masalah sejarah, tapi juga pemahaman kita tentang kesempurnaan Islam. Ada banyak yang bisa kita pelajari dari sejarah dan kemudian kita olah menjadi pelajaran untuk melangkah. Apa yang terjadi di masa kini hanyalah pengulangan dari masa lalu, dan hampir semua masalah di masa kini telah terselesaikan di masa lalu. Hanya saja kita yang lemah, tidak mengetahui hakikat masa lalu dan tidak bisa mengambil pelajaran dari sana. Jadilah kita seorang yang tersesat di sesaknya rambu kehidupan. Pemahaman ini tidak bisa muncul secara instant, butuh tahap. Selamat menikmati tahap di #JMMEfair .

Nuansa Selatan Jogja, Siung Beach with JMME

  • 4

Yogyakarta merupakan kota yang kaya wisata dan keindahan alamnya masih terjaga. Di sebuah tempat di selatan Jogja, bersama dengan JMME (Jama’ah Mahasiswa Muslim Ekonomi) FEB UGM saya melakukan kunjungan ke salah satu pantai disana. Nama pantai ini cukup asing jika didengar oleh telinga wisatawan. Daerah yang jarang terjamah oleh turis ini masih terlihat asri dan menyimpan pemandangan alam yang indah terutama pada titik-titik pantai yang dimiliki.

Tidak seperti Parangtritis, pantai ini cukup kecil dan tidak banyak pedagang yang berkeliaran. Justru karena itu tempat ini sangat cocok digunakan sebagai objek wisata. Suasana yang tenang ditambah pemandangan batu karang dan laut yang masih terlihat sangat biru mampu membuat suasana menjadi segar kembali, apalagi saat ini merupakan momen setelah UTS berakhir.

Cukup simple dibanding dengan pantai lainnya, namun menyimpan sejuta rangkaian cerita dan rasa. Awalnya kedatangan kami untuk melakukan FGD (Forum Group Discussion) sekaligus menyambut kedatangan penduduk baru JMME. Disini juga kami ingin mempererat tali persaudaraan, karena semua Muslim itu bersaudara dan karena kami tergabung dalam organisasi yang sama, tidak etis rasanya jika masih ada yang belum saling mengenal.

Pantai ini terletak di GunungKidul, Yogyakarta, konon katanya daerah ini menyimpan banyak sekali titik pantai yang masih terjaga dan belum banyak wisatawan yang datang. Akses perjalanan yang tidak mudah menjadi salah satu faktor penghambat wisatawan yang ingin datang kemari, walaupun ini juga menjadi salah satu kelebihan yang membuat pantai ini tetap terawat dan terlindung dari kemungkinan tangan-tangan jahil. Pedagang juga jarang terlihat di pantai ini, hanya seadanya sehingga pantai tidak terlalu terlihat sesak.

Sekilas pemandangan di Pantai Siung, GunungKidul, Yogyakarta (klik gambar untuk memperbesar)

ketika memasuki lokasi Pantai Siung



pemandangan arah tenggara pantai siung

arah barat daya pantai siung

pemandangan ke arah pantai siung

lepas pantai

pasir-pasirnya (penting banget)

dan di pantai ini biota laut masih bisa terlihat, sangat cantik :)

yang di tengah ini agak dalem, bisa dipake buat berenang, jadi ga mesti ke tengah pantai dulu gan

dan sekarang kita akan memulai berekspedisi ke bukit ini
lihat ke bukit yang menjulang, yang jarang ada pepohonan

nah ini penampakan dari atas

pemandangan pantai siung dari atas bukit, cantik bukan?



Urgensi Berkelompok dan Peran Pemimpin

  • 0

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaf:4)



Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan pertolongan dari sesama. Manusia tidak dapat bergerak seorang diri jika ingin melakukan sebuah perubahan. Seberapapun banyaknya orang yang mempunyai tujuan baik namun jika mereka hanya bergerak seorang diri maka perubahan itu hampir mustahil untuk direalisasikan. Tidak banyak yang sadar, bahwa dengan bergerak seorang diri hanya akan menghabiskan tenaga yang lebih banyak dan setelah itu akan timbul kelelahan. Rasa lelah ini yang kemudian membuat orang menjadi kapok untuk berbuat baik sehingga ada kemungkinan orang tersebut menjadi tidak peduli untuk melakukan kebaikan, atau disebut juga apatis.

Ibarat sapu lidi, sebelum dikumpulkan menjadi sebuah sapu mereka hanya terdiri dari kumpulan lidi. Tidak akan memberi efek apa-apa jika digunakan untuk menyapu. Tapi setelah semua dikumpulkan menjadi satu, maka mereka membentuk sebuah kekuatan. Inilah mengapa sebuah kelompok dibutuhkan bagi orang-orang yang ingin berbuat baik. Melalui sebuah kelompok ini kita dapat menyatukan masing-masing kelebihan dan menambal masing-masing kelemahan. Dalam hal ini sebuah kelompok juga berfungsi sebagai sistem komplementatif yang mampu melengkapi satu sama lain.

Sebuah kelompok memerlukan seorang tokoh yang mampu membimbing mereka serta menjembatani kepentingan masing-masing anggota. Seorang tokoh yang mampu bertanggung jawab terhadap seluruh bagian dari kelompok. Maka dibutuhkan seorang pemimpin yang bisa mengakomodasi itu semua walaupun seorang tokoh tidak harus seorang pemimpin, akan tetapi pemimpin dan tokoh dibutuhkan untuk menjadi simbol dari sebuah kelompok itu sendiri.

Pemimpin harus mempunyai pandangan yang lebih luas untuk bisa melihat masa depan kelompoknya. Bagaimana kelompok ini akan bergerak juga merupakan sebuah langkah yang harus dipirkan oleh pemimpin dengan matang. Karena beratnya tugas seorang pemimpin, maka pemimpin membutuhkan bantuan dari orang-orang yang dipercaya untuk bisa bersama merumuskan perkembangan kelompok. Tujuan yang ditetapkan oleh pemimpin harus jelas, jika tidak maka kelompok tersebut hanya akan menjadi kelompok pasif yang tidak tahu arah dan kemudian berhenti bergerak.

Menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah. Kepemimpinan yang efektif akan menghasilkan kelompok yang handal. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa karakteristik dari seorang pemimpin untuk bisa membuat sebuah kelompok lebih hidup. Karakteristik ini biasanya muncul dalam diri seorang pemimpin sejati. Tapi bukan berarti hanya orang tertentu yang bisa menjadi pemimpin. Setiap kita adalah pemimpin, entah itu bagi orang lain atau bagi diri sendiri. Melalui berbagai kesempatan kita bisa melatih dasar-dasar kepemimpinan. Karena pemimpin bukanlah seseorang yang tercipta secara instant, perlu banyak ujian untuk bisa menghasilkan kredibilitas seorang pemimpin. Artinya setiap orang punya kesempatan untuk menjadi pemimpin menurut kadarnya masing-masing.

Kebutuhan masa depan bangsa akan hadirnya seorang pemimpin yang handal tidak dapat disembunyikan. Bangsa ini sedang mengalami krisis pencarian pemimpin sejati. Bangsa ini merindukan masa dimana saat itu Soekarno yang masih menjabat sebagai presiden, pemimpin bangsa tertinggi mampu menimbulkan kekaguman masyarakat atas jiwa kepemimpinannya. Sosok seorang yang berani dan tegas menghadapi lawan serta menyenangkan di mata kawan

Ketegasan, keberanian, tanggungjawab yang besar, rasa memiliki, dan keinginan untuk terus lebih baik menampilkan sosok seorang pemimpin sejati di masa itu. Beruntungnya seorang Soekarno karena beliau dikarunia sebuah karisma yang mampu memberikan kewibawaan pada dirinya. Gaya berbicara beliau yang membangkitkan juga menjadi salah satu faktor tingginya semangat pemuda pada masa itu untuk tetap mempertahankan kemerdekaan. Kepintaran beliau juga membuat lawan politik mengaguminya.

Sosok inilah yang kita butuhkan untuk bisa membangun kembali bangsa Indonesia dari keterpurukan. Perbedaan masa dahulu dan saat ini terlihat pada simbol pemimpin yang mengayomi bangsanya. Ketika pemimpin itu tidak mampu memberikan rasa aman kepada warganya, maka masyarakat juga tidak merasa puas terhadap pemimpinnya. Masyarakat membutuhkan sosok pembaharu, yang bisa mengembalikan bangsa Indonesia ke kejayaan asalnya dan bahkan lebih baik dari masa itu.

Bangsa ini mengharapkan lebih dari sekedar pemimpin yang didukung oleh kekuatan politiknya. Fenomena menunjukkan bahwa politik hanya merupakan kepentingan semu yang bertujuan untuk mengambil keuntungan masing-masing. Pemain politik lebih sering mengedepankan ego kelompoknya dan muncul fanatisme berlebihan atas berita yang turun dari kelompoknya sendiri, sehingga hal ini memicu diskriminasi kepentingan antar kelompok. Padahal jika memang kelompok politik bertujuan untuk mengabdi pada masyarakat, maka keputusan yang diambil bukan hanya melihat pada kondisi kelompok dan demi keamanan posisi kelompok tersebut.

Kelompok politik harus benar-benar bergerak atas nama rakyat dan demi kesejahteraan rakyat. Dan seharusnya jika memang hal ini terjadi, tidak perlu ada diskriminasi antar kelompok politik yang ada, mereka seharusnya saling bekerjasama untuk membangun bangsa. Diperlukan keberanian untuk menyampaikan sebuah kebenaran, dan itu bukanlah hal yang mudah. Kebenaran harus dijunjung tinggi apapun resikonya.
Seorang pemimpin tidak perlu mengorbankan rakyatnya untuk mencapai kesejahteraan. Jati diri seorang pemimpin seharusnya mau bertanggungjawab. Pertanggungjawaban ini yang mesti menjadi asas bagi seorang pemimpin untuk berlaku adil. Jika seorang pemimpin mau mengorbankan rakyatnya, maka terlebih dahulu pemimpin itu harus mau mengorbankan diri dan jika memang perlu mereka mengorbankan kelompoknya untuk benar-benar bisa mencapai kesejahteraan bangsa.

Menikmati UTS

  • 5
Hari ini dengan resmi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM mengawali Ujian Tengah Semester (UTS). Ini memang bukan yang pertama kalinya aku melaksanakan UTS, namun suasana UTS kali ini terasa berbeda dibanding semester sebelumnya, dimana saat itu sebagai seorang mahasiswa baru yang ingin menunjukkan eksistensi idealismenya dengan penuh semangat berjuang di bidang akademis, yah walaupun hasil yang diperoleh tidak sepenuhnya memuaskan, memang penyakit semasa SMA, belajar hanya ketika menjelang ujian. Periode ini sepertinya rasa malas lebih mendominasi, entah karena jadwal UTS yang terlalu lama keluar atau ada faktor lain. Yasudahlah, tidak mau berlama-lama membahas UTS, karena UTS seharusnya memang dijalani, bukan dipermasalahkan. Lagipula inti dari tulisan ini bukan disini.

Tepat tadi pagi, ketika sedang asik bersantai ria karena tidak ada jadwal UTS yang berarti bisa menikmati masa libur dengan sebaik-baiknya, sebuah SMS datang dari teman “Ja, lu dmana? Mw ikutan ngerjain monik ultah?”, sempat kaget karena memang tidak ada persiapan, setelah lama berbasa-basi sampai datang telpon dari teman, maka dengan langkah gontai kaki ini dilangkahkan menuju kampus. Cukup melelahkan sebenarnya, apalagi saat itu aku sedang berpuasa Senin, tapi untuk sebuah kado pertemanan maka langkah ini semakin menguat.

ultah monic
Setelah sampai di kampus, ternyata teman sudah menunggu dan siap mengeluarkan kejutan. “Sang Target” pun sedang mengobrol di depan, menunggu sebuah jebakan yang datang. Dan akhirnya dengan berbagai tipu daya, akhirnya korban masuk perangkap dan... :D Sebelumnya pada tanggal 25 Maret di sebuah kantin Psikologi, ada juga seorang korban bernama Andreas, dan akhirnya sempat menikmati suapan nasi dan tegukan air gratis. Alhamdulillah :D

ultah andre
Semua ini menyadarkan bahwa dibalik kelumit kesemrautan negara yang ramai pembicaraan politik, dari kasus Angelina Sondakh yang kemudian tertutup oleh kasus FPI (kemana kasus Angie setelah itu?), prokontra BBM yang tiba-tiba muncul nama binatang asing Tomcat dan lanjut dialihkan ke isu koalisi penguasa (ini ga ada ngaruhnya ama masyarakat, masyarakat bukan mau ngurusin koalisi, tapi gimana cara menghasilkan sesuap nasi) ternyata masih ada “surga kecil” di sebuah kampus kecil FEB UGM. Bukannya apatis, tapi sekedar menjernihkan pikiran dengan hal menyenangkan. Walaupun ada sebuah pepatah di kampus kami kalau anak Akuntansi hanya bisa hidup dengan bergeng (yang ngomong kayaknya kebanyakan nonton Crows Zero) tapi ya memang, setiap manusia mempunyai ciri khas tersendiri, bukannya eksklusif tapi memang setiap manusia sudah ditakdirkan berbeda, hanya masalah kita bagaimana cara mengolah perbedaan supaya tidak saling berbenturan. Betapa indahnya makna “Bhinneka Tunggal Ika” jika benar-benar di implementasikan di negeri ini. Tidak akan ada lagi perpecahan antar masyarakat, kita semua mendambakan kehidupan di negara yang adil dan damai.
ultah andre

Tulisan ini mungkin akan terasa indah jika kembali kita buka 4 tahun kedepan, melihat sebuah blog milik adik kelas yang menceritakan pengalaman menariknya menjadi sebuah kenangan tersendiri, karena aku pernah mengalami lingkungan yang sama. Dan kini aku dalam lingkungan yang berbeda, mencoba mengabadikan sebuah kenangan, karena kenangan akan menjadi motivasi kelak di suatu saat nanti.

ultah monic
Terinspirasi dari buku Sejuta Pelangi karya Oki Setiana Dewi (Mizan, 2012) yang berisi catatan harian beliau dan ternyata sebuah cerita mampu membangkitkan suasana kejiwaan yang lain dari biasanya. Karena motivasi bukan hanya lahir dari artikel berbobot, namun ada peluang dari sebuah kisah ringan. "Dan karena aku yakin, suatu saat nanti kita akan berdiri bersama, di kampus kecil kita, menggunakan toga dan kemudian menjalani hidup masing-masing dan berjuang demi terciptanya kemajuan bangsa Indonesia". Memikirkan kehidupan politik para pejabat yang sudah terekam kotor, butuh generasi yang mempunyai sisi manusiawi yang tidak akan luntur setelah dihadapkan oleh harta dan tahta, apalagi wanita. Dan aku yakin kita bisa menjadi generasi itu, karena kita memegang sisi religius, sebuah sisi abstrak yang bisa mengalahkan logika, tapi terkalahkan oleh dunia jika kita tak mampu menjaganya.

Student Lounge at Pertamina Tower FEB UGM
Terimakasih kepada senior di kampus, Bhima Yudhistira yang telah meyakinkan mimpiku di masa SMA sebelumnya, aku akan menjadi jurnalis di saat kuliah, dan kini Allah SWT telah memberi jalan, hanya masalah langkah, apakah aku akan berjalan biasa, berlari, melompat, atau mencari jalan lain.


Diposting di blog untuk menyambut blogger angkatan 2012 http://jumadi31musfa.blogspot.com/ , http://pokoknyagitulah.blogspot.com/http://andreaslukita.blogspot.com/. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi bagi semua.

Mahasiswa Semester 2 FEB UGM