Pembodohan Masyarakat dan Fenomena Lahirnya #IndonesiaTanpaJIL

  • 8

Masih hangat dalam benak kita terkait perisitiwa beberapa minggu lalu di Kalimantan Tengah yang menghiasi headline berita lokal di penjuru nusantara mengenai penolakan masyarakat setempat terhadap pelantikan FPI Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. Ketika beberapa pimpinan besar FPI hendak mendarat dan dihadang oleh sekelompok orang yang mengaku “masyarakat setempat” dengan membawa beberapa peralatan tajam maupun tumpul yang di hadapkan ke langit. Sekilas mereka mengatakan bahwa mereka menolak segala macam kekerasan dan dengan sangat percaya diri mereka melakukan itu semua (juga) dengan kekerasan.

Tokoh feminis berpaham liberal, Mariana Amiruddin menyatakan bahwa kekerasan yang terjadi dalam “penyambutan” beberapa pimpinan FPI di bandara merupakan sebuah adat atau kearifan lokal masyarakat setempat. Amat mengherankan jika kita dengan jelas menolak sesuatu dengan cara melakukan sesuatu tersebut, bukankah sebuah tindakan yang irasional? Setelah ditelusuri ternyata terungkap bahwa pencegatan FPI di bandara Tjilik Riwut Palangkaraya  dilakukan oleh preman-preman suruhan yang mengatasnamakan masyarakat Dayak.

Tepat ketika suasana valentine, beberapa aktivis JIL hendak merayakan Hari Valentine dengan mengadakan aksi di bunderan HI. Bahkan sempat di bentangkan spanduk yang bertuliskan “Kado Valentine untuk Habib”. Kontan hal ini memicu emosi sejumlah kalangan. Sejumlah pembesar JIL seperti Ulil Abshar dan Guntur Ramli terlihat dalam aksi tersebut.

Demi memuluskan perjalanannya, ulil dalam sebuah twitnya menyatakan “Dukung gerakan #IndonesiaTanpaFPI. Support the Indonesia-without-FPI movement. | FPI is an Indonesian "Islamic" vigilante group,”. Aksi inilah yang kemudian memunculkan contraflow dari masyarakat social media. Sebuah hashtag balasan berbunyi #IndonesiaTanpaJIL kian ramai diposting oleh penduduk twitter.

Ketika Mariana Amiruddin juga menyebutkan bahwa #IndonesiaTanpaFPI merupakan spontanitas respon yang ditimbukan oleh masyarakat social media, sudikah ia mengakui bahwa masyarakat social media lebih bisa memilih suatu kebenaran yang terjadi dan lebih memilih #IndonesiaTanpaJIL  ? Ketika mereka membuat suatu makar yang ingin melukai hati umat Islam, ternyata Allah telah mempersiapkan makar yang lebih jauh hebat dari mereka, Maha Benar firman Allah yang berbunyi


Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Q.S. Al-Anfal : 30)

Inilah masyarakat social media yang sebenarnya, orang-orang yang mempunyai kadar intelektual tinggi yang dapat membedakan fenomena benar dan salah. Inilah kami #IndonesiaTanpaJIL. Kamu?

*saat ini #IndonesiaTanpaJIL semakin ramai diperbincangkan di twitter bahkan muncul akun resmi @TanpaJIL dan fanpage facebook http://www.facebook.com/IndonesiaTanpaJIL
sebuah video pun dengan tegas menolak kehadiran JIL di Indonesia yang dibintangi oleh artis Fauzi Baadila http://www.facebook.com/photo.php?v=10151296369625123


video versi youtube: