Salah Urus BBM

  • 0
Dimuat di Kedaulatan Rakyat, Selasa, 27 Maret 2012

Pengurangan subsidi BBM seharusnya bukan sesuatu yang menakutkan di kalangan masyarakat karena mereka akan segera merasakan pembangunan yang lebih maju dari sebelumnya. Masalah keterbatasan dana yang sering terjadi kini dapat ditambal. Alokasi subsidi BBM yang sudah berlebihan juga bisa diperlambat dengan kebijakan ini mengingat harga minyak dunia yang semakin melonjak. Tahun lalu anggaran subsidi yang hanya 129,7 triliun ternyata terdongkrak sampai 160 triliun. Apabila tahun ini pemerintah tidak mengubah strateginya, maka pemerintah akan mengeluarkan dana yang lebih besar lagi.

Pemerintah telah mempersiapkan solusi dari kenaikan BBM ini dengan cara menyalurkan BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) yang esensinya hampir sama seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai) di tahun lalu. Namun timbul banyak pertanyaan apakah BLSM ini juga akan mengalami kegagalan seperti sebelumnya? Jika melihat mekanisme penyerahan BLT yang tidak tepat sasaran maka opsi ini hanya akan menimbulkan masalah baru di kalangan masyarakat kelas bawah, karena ternyata banyak masyarakat menengah dan keatas yang ikut merasakan keuntungan BLT. Belum lagi efek negatif yang timbul akibat berdesak-desakan di khalayak ramai sampai ada beberapa warga yang jatuh dan terinjak-injak. Alhasil BLSM dianggap sebagai politik pencitraan sebagai solusi dari kenaikan harga BBM.

Memang tidak mudah untuk mencari solusi lain bersamaan dengan semakin melonjaknya harga minyak mentah dunia. Tapi ada beberapa hal yang mesti kita sadari, saat ini Indonesia masih menghadapi masalah moral internal. Belum lama kita mendengar berita-berita korupsi yang didominasi partai penguasa, belum lama pula kita mendapat kabar tentang pembelian pesawat khusus kepresidenan dan sekarang kita dihadapkan pada kenyataan tentang pengurangan subsidi BBM. Sikap pemerintah dirasa semakin menjerat masyarakat. Ketika biaya pendidikan dirasa sangat mahal, bantuan kesehatan sulit didapat, apalagi yang masyarakat punya selain murahnya harga BBM? Bahkan jika ada APBN yang berhasil diselamatkan sebagai imbalan dari kenaikan BBM belum tentu semua itu bisa sampai ke tangan rakyat.

Dari sekian banyaknya anggaran negara yang ditetapkan oleh pemerintah, hanya BBM yang bisa langsung sampai ke tangan masyarakat, sisanya habis untuk membayar gaji pegawai, pelunasan hutang. Kemudahan akses pendidikan dan kesehatan yang dijanjikan oleh pemerintah pun belum berjalan dengan baik, masih banyak masyarakat yang mengalami diskriminasi pengobatan, masih banyak warga yang ingin sekolah namun terkendala masalah biaya. Singkatnya pemerintah hanya bisa memberikan sebuah kebaikan berupa subsidi BBM dan sekarang hendak dikurangi. Tentu saja masyarakat tidak bisa menerima pengurangan haknya. Harga minyak mentah di Indonesia memang terlalu murah dibanding negara lainnya, tapi itu sebanding dengan hasil lain yang mereka dapat dari pemerintah. Angan-angan pemerintah untuk menciptakan stabilitas ekonomi dengan mengurangi subsidi BBM sepertinya perlu ditinjau ulang.

Permasalahan korupsi yang semakin menjamur menjadi penyebab ragunya masyarakat untuk menerima kenyataan ini. Dana pendidikan sebesar 20% APBN pun ternyata tidak semua sampai ke tangan para pelajar, sebagian hilang atas nama birokrasi. Jika faktor ini diabaikan maka kesenjangan sosial akan terlihat semakin jelas. Pemerintah harus kembali memutar otak untuk mengatasi masalah ini. Padahal masih banyak sektor yang bisa dibenahi untuk menghemat pengeluaran negara. Seharusnya pemerintah juga menawarkan solusi pilihan bagi masyarakatnya disamping solusi kebijakan yang dilontarkan pemerintah. Contohnya meminimalisir penggunaan BBM di kalangan masyarakat dengan mengandalkan transportasi umum. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan, kenaikan harga BBM itu kesalahan kebijakan atau kesalahan sikap pemerintah?

Kontribusi Ahmad Dahlan dalam Membangun Pendidikan

  • 0

Sang Pencerah


Lahirnya pendidikan di Indonesia bukanlah perkara yang mudah, mengingat Indonesia adalah bangsa yang dijajah oleh bangsa asing sekitar 350 tahun lamanya. Pendidikan pada saat itu hanya terbatas pada kalangan tertentu, orang-orang pribumi hanya diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan berat sedangkan para keturunan ningrat mempunyai kesempatan yang besar untuk mengenyam pendidikan semenjak usia dini. Bukan hanya dijajah secara lahir, bangsa Indonesia juga mengalami berbagai macam tekanan dalam bentuk psikologi sehingga mental yang berkembang di masyarakat Indonesia pada masa itu sangatlah rendah. Pada masa itu Indonesia juga bisa dikatakan sedang mengalami masa keterbelakangan mental.

 Karena kurangnya pengetahuan bangsa Indonesia mereka menjadi semakin susah dalam mencapai kemerdekaan. Perjuangan saat itu hanya bersifat kedaerahan, belum ada keinginan untuk bersama-sama mengusir penjajah. Semangat ini baru muncul ketika ada sejumlah pemuda Indonesia yang menimba ilmu ke luar negeri dan kembali ke Indonesia dengan membawa sebuah semangat baru, semangat nasionalisme. Atas dasar keinginan untuk melepaskan diri dari penjajahan dan pembodohan, sekelompok pemua tersebut bergerak maju untuk menyuarakan semangat barunya.

Pada tahun 1912, terbentuk sebuah kelompok yang bernama Muhammadiyah, kelompok ini merupakan bentukan dari KH Ahmad Dahlan beserta para pengikut setianya. Muhammadiyah merupakan organisasi yang bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Awalnya organisasi ini dibentuk untuk menjaga dan mendidik umat Islam agar mempunyai pemikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Sebelumnya Ahmad Dahlan bergabung di Boedi Utomo, organisasi yang melahirkan tokoh-tokoh nasionalis. Disini Ahmad Dahlan belajar banyak dan mengembangkan ilmunya. Ahmad Dahlan juga sempat mengajar di sekolah Belanda yang muridnya merupakan anak dari para priyayi. Setelah dirasa cukup, Ahmad Dahlan kemudian membuat sebuah sekolah modern. Disini Ahmad Dahlan menggunakan konsep sekolah yang hampir sama dengan yang dilakukan oleh Belanda, yakni dengan menggunakan meja dan kursi serta papan tulis, bukan seperti sekolah-sekolah tradisional pada umumnya. Kritik pun meluncur tajam, ada yang menyebut Ahmad Dahlan sebagai antek Belanda, bahkan ada yang mengatakan beliau telah menyimpang dari ajaran Islam karena mengikuti Belanda. Namun hal ini tidak membuat semangat Ahmad Dahlan menjadi surut. Dengan ditemani istri tercinta, Siti Walidah, Ahmad Dahlan mampu melewati berbagai macam tuduhan dan fitnah yang menyerang dirinya.

Perjuangan Ahmad Dahlan dalam mendirikan dan mempertahankan sekolah patut dibanggakan, karena pada masa itu pendidikan sangat susah didapat oleh para rakyat biasa, sekolah rakyat pun belum terlalu memadai. Maka dengan hadirnya sekolah, bangsa Indonesia mempunyai peluang untuk berpikir lebih maju. Masyarakat yang buta huruf kian menurun dan nilai intelektualitas bangsa Indonesia kian meningkat.

Kini sekolah-sekolah Muhammadiyah tersebar luas di seluruh pelosok nusantara, bukan hanya sekolah, ada juga Rumah Sakit, Masjid, Rumah Yatim yang dibangun. Tentunya semua ini tidak lepas dari kegiatan utama Muhammadiyah sebagai organisasi Islam dalam menyampaikan dakwah Islam. Muhammadiyah terkenal dengan ajarannya yang kontemporer karena setiap permasalahan dikaji secara mendalam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan juga bersumber dari fatwa para ulama terdahulu.