Nuansa Selatan Jogja, Siung Beach with JMME

  • 4

Yogyakarta merupakan kota yang kaya wisata dan keindahan alamnya masih terjaga. Di sebuah tempat di selatan Jogja, bersama dengan JMME (Jama’ah Mahasiswa Muslim Ekonomi) FEB UGM saya melakukan kunjungan ke salah satu pantai disana. Nama pantai ini cukup asing jika didengar oleh telinga wisatawan. Daerah yang jarang terjamah oleh turis ini masih terlihat asri dan menyimpan pemandangan alam yang indah terutama pada titik-titik pantai yang dimiliki.

Tidak seperti Parangtritis, pantai ini cukup kecil dan tidak banyak pedagang yang berkeliaran. Justru karena itu tempat ini sangat cocok digunakan sebagai objek wisata. Suasana yang tenang ditambah pemandangan batu karang dan laut yang masih terlihat sangat biru mampu membuat suasana menjadi segar kembali, apalagi saat ini merupakan momen setelah UTS berakhir.

Cukup simple dibanding dengan pantai lainnya, namun menyimpan sejuta rangkaian cerita dan rasa. Awalnya kedatangan kami untuk melakukan FGD (Forum Group Discussion) sekaligus menyambut kedatangan penduduk baru JMME. Disini juga kami ingin mempererat tali persaudaraan, karena semua Muslim itu bersaudara dan karena kami tergabung dalam organisasi yang sama, tidak etis rasanya jika masih ada yang belum saling mengenal.

Pantai ini terletak di GunungKidul, Yogyakarta, konon katanya daerah ini menyimpan banyak sekali titik pantai yang masih terjaga dan belum banyak wisatawan yang datang. Akses perjalanan yang tidak mudah menjadi salah satu faktor penghambat wisatawan yang ingin datang kemari, walaupun ini juga menjadi salah satu kelebihan yang membuat pantai ini tetap terawat dan terlindung dari kemungkinan tangan-tangan jahil. Pedagang juga jarang terlihat di pantai ini, hanya seadanya sehingga pantai tidak terlalu terlihat sesak.

Sekilas pemandangan di Pantai Siung, GunungKidul, Yogyakarta (klik gambar untuk memperbesar)

ketika memasuki lokasi Pantai Siung



pemandangan arah tenggara pantai siung

arah barat daya pantai siung

pemandangan ke arah pantai siung

lepas pantai

pasir-pasirnya (penting banget)

dan di pantai ini biota laut masih bisa terlihat, sangat cantik :)

yang di tengah ini agak dalem, bisa dipake buat berenang, jadi ga mesti ke tengah pantai dulu gan

dan sekarang kita akan memulai berekspedisi ke bukit ini
lihat ke bukit yang menjulang, yang jarang ada pepohonan

nah ini penampakan dari atas

pemandangan pantai siung dari atas bukit, cantik bukan?



Urgensi Berkelompok dan Peran Pemimpin

  • 0

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaf:4)



Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan pertolongan dari sesama. Manusia tidak dapat bergerak seorang diri jika ingin melakukan sebuah perubahan. Seberapapun banyaknya orang yang mempunyai tujuan baik namun jika mereka hanya bergerak seorang diri maka perubahan itu hampir mustahil untuk direalisasikan. Tidak banyak yang sadar, bahwa dengan bergerak seorang diri hanya akan menghabiskan tenaga yang lebih banyak dan setelah itu akan timbul kelelahan. Rasa lelah ini yang kemudian membuat orang menjadi kapok untuk berbuat baik sehingga ada kemungkinan orang tersebut menjadi tidak peduli untuk melakukan kebaikan, atau disebut juga apatis.

Ibarat sapu lidi, sebelum dikumpulkan menjadi sebuah sapu mereka hanya terdiri dari kumpulan lidi. Tidak akan memberi efek apa-apa jika digunakan untuk menyapu. Tapi setelah semua dikumpulkan menjadi satu, maka mereka membentuk sebuah kekuatan. Inilah mengapa sebuah kelompok dibutuhkan bagi orang-orang yang ingin berbuat baik. Melalui sebuah kelompok ini kita dapat menyatukan masing-masing kelebihan dan menambal masing-masing kelemahan. Dalam hal ini sebuah kelompok juga berfungsi sebagai sistem komplementatif yang mampu melengkapi satu sama lain.

Sebuah kelompok memerlukan seorang tokoh yang mampu membimbing mereka serta menjembatani kepentingan masing-masing anggota. Seorang tokoh yang mampu bertanggung jawab terhadap seluruh bagian dari kelompok. Maka dibutuhkan seorang pemimpin yang bisa mengakomodasi itu semua walaupun seorang tokoh tidak harus seorang pemimpin, akan tetapi pemimpin dan tokoh dibutuhkan untuk menjadi simbol dari sebuah kelompok itu sendiri.

Pemimpin harus mempunyai pandangan yang lebih luas untuk bisa melihat masa depan kelompoknya. Bagaimana kelompok ini akan bergerak juga merupakan sebuah langkah yang harus dipirkan oleh pemimpin dengan matang. Karena beratnya tugas seorang pemimpin, maka pemimpin membutuhkan bantuan dari orang-orang yang dipercaya untuk bisa bersama merumuskan perkembangan kelompok. Tujuan yang ditetapkan oleh pemimpin harus jelas, jika tidak maka kelompok tersebut hanya akan menjadi kelompok pasif yang tidak tahu arah dan kemudian berhenti bergerak.

Menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah. Kepemimpinan yang efektif akan menghasilkan kelompok yang handal. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa karakteristik dari seorang pemimpin untuk bisa membuat sebuah kelompok lebih hidup. Karakteristik ini biasanya muncul dalam diri seorang pemimpin sejati. Tapi bukan berarti hanya orang tertentu yang bisa menjadi pemimpin. Setiap kita adalah pemimpin, entah itu bagi orang lain atau bagi diri sendiri. Melalui berbagai kesempatan kita bisa melatih dasar-dasar kepemimpinan. Karena pemimpin bukanlah seseorang yang tercipta secara instant, perlu banyak ujian untuk bisa menghasilkan kredibilitas seorang pemimpin. Artinya setiap orang punya kesempatan untuk menjadi pemimpin menurut kadarnya masing-masing.

Kebutuhan masa depan bangsa akan hadirnya seorang pemimpin yang handal tidak dapat disembunyikan. Bangsa ini sedang mengalami krisis pencarian pemimpin sejati. Bangsa ini merindukan masa dimana saat itu Soekarno yang masih menjabat sebagai presiden, pemimpin bangsa tertinggi mampu menimbulkan kekaguman masyarakat atas jiwa kepemimpinannya. Sosok seorang yang berani dan tegas menghadapi lawan serta menyenangkan di mata kawan

Ketegasan, keberanian, tanggungjawab yang besar, rasa memiliki, dan keinginan untuk terus lebih baik menampilkan sosok seorang pemimpin sejati di masa itu. Beruntungnya seorang Soekarno karena beliau dikarunia sebuah karisma yang mampu memberikan kewibawaan pada dirinya. Gaya berbicara beliau yang membangkitkan juga menjadi salah satu faktor tingginya semangat pemuda pada masa itu untuk tetap mempertahankan kemerdekaan. Kepintaran beliau juga membuat lawan politik mengaguminya.

Sosok inilah yang kita butuhkan untuk bisa membangun kembali bangsa Indonesia dari keterpurukan. Perbedaan masa dahulu dan saat ini terlihat pada simbol pemimpin yang mengayomi bangsanya. Ketika pemimpin itu tidak mampu memberikan rasa aman kepada warganya, maka masyarakat juga tidak merasa puas terhadap pemimpinnya. Masyarakat membutuhkan sosok pembaharu, yang bisa mengembalikan bangsa Indonesia ke kejayaan asalnya dan bahkan lebih baik dari masa itu.

Bangsa ini mengharapkan lebih dari sekedar pemimpin yang didukung oleh kekuatan politiknya. Fenomena menunjukkan bahwa politik hanya merupakan kepentingan semu yang bertujuan untuk mengambil keuntungan masing-masing. Pemain politik lebih sering mengedepankan ego kelompoknya dan muncul fanatisme berlebihan atas berita yang turun dari kelompoknya sendiri, sehingga hal ini memicu diskriminasi kepentingan antar kelompok. Padahal jika memang kelompok politik bertujuan untuk mengabdi pada masyarakat, maka keputusan yang diambil bukan hanya melihat pada kondisi kelompok dan demi keamanan posisi kelompok tersebut.

Kelompok politik harus benar-benar bergerak atas nama rakyat dan demi kesejahteraan rakyat. Dan seharusnya jika memang hal ini terjadi, tidak perlu ada diskriminasi antar kelompok politik yang ada, mereka seharusnya saling bekerjasama untuk membangun bangsa. Diperlukan keberanian untuk menyampaikan sebuah kebenaran, dan itu bukanlah hal yang mudah. Kebenaran harus dijunjung tinggi apapun resikonya.
Seorang pemimpin tidak perlu mengorbankan rakyatnya untuk mencapai kesejahteraan. Jati diri seorang pemimpin seharusnya mau bertanggungjawab. Pertanggungjawaban ini yang mesti menjadi asas bagi seorang pemimpin untuk berlaku adil. Jika seorang pemimpin mau mengorbankan rakyatnya, maka terlebih dahulu pemimpin itu harus mau mengorbankan diri dan jika memang perlu mereka mengorbankan kelompoknya untuk benar-benar bisa mencapai kesejahteraan bangsa.

Menikmati UTS

  • 5
Hari ini dengan resmi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM mengawali Ujian Tengah Semester (UTS). Ini memang bukan yang pertama kalinya aku melaksanakan UTS, namun suasana UTS kali ini terasa berbeda dibanding semester sebelumnya, dimana saat itu sebagai seorang mahasiswa baru yang ingin menunjukkan eksistensi idealismenya dengan penuh semangat berjuang di bidang akademis, yah walaupun hasil yang diperoleh tidak sepenuhnya memuaskan, memang penyakit semasa SMA, belajar hanya ketika menjelang ujian. Periode ini sepertinya rasa malas lebih mendominasi, entah karena jadwal UTS yang terlalu lama keluar atau ada faktor lain. Yasudahlah, tidak mau berlama-lama membahas UTS, karena UTS seharusnya memang dijalani, bukan dipermasalahkan. Lagipula inti dari tulisan ini bukan disini.

Tepat tadi pagi, ketika sedang asik bersantai ria karena tidak ada jadwal UTS yang berarti bisa menikmati masa libur dengan sebaik-baiknya, sebuah SMS datang dari teman “Ja, lu dmana? Mw ikutan ngerjain monik ultah?”, sempat kaget karena memang tidak ada persiapan, setelah lama berbasa-basi sampai datang telpon dari teman, maka dengan langkah gontai kaki ini dilangkahkan menuju kampus. Cukup melelahkan sebenarnya, apalagi saat itu aku sedang berpuasa Senin, tapi untuk sebuah kado pertemanan maka langkah ini semakin menguat.

ultah monic
Setelah sampai di kampus, ternyata teman sudah menunggu dan siap mengeluarkan kejutan. “Sang Target” pun sedang mengobrol di depan, menunggu sebuah jebakan yang datang. Dan akhirnya dengan berbagai tipu daya, akhirnya korban masuk perangkap dan... :D Sebelumnya pada tanggal 25 Maret di sebuah kantin Psikologi, ada juga seorang korban bernama Andreas, dan akhirnya sempat menikmati suapan nasi dan tegukan air gratis. Alhamdulillah :D

ultah andre
Semua ini menyadarkan bahwa dibalik kelumit kesemrautan negara yang ramai pembicaraan politik, dari kasus Angelina Sondakh yang kemudian tertutup oleh kasus FPI (kemana kasus Angie setelah itu?), prokontra BBM yang tiba-tiba muncul nama binatang asing Tomcat dan lanjut dialihkan ke isu koalisi penguasa (ini ga ada ngaruhnya ama masyarakat, masyarakat bukan mau ngurusin koalisi, tapi gimana cara menghasilkan sesuap nasi) ternyata masih ada “surga kecil” di sebuah kampus kecil FEB UGM. Bukannya apatis, tapi sekedar menjernihkan pikiran dengan hal menyenangkan. Walaupun ada sebuah pepatah di kampus kami kalau anak Akuntansi hanya bisa hidup dengan bergeng (yang ngomong kayaknya kebanyakan nonton Crows Zero) tapi ya memang, setiap manusia mempunyai ciri khas tersendiri, bukannya eksklusif tapi memang setiap manusia sudah ditakdirkan berbeda, hanya masalah kita bagaimana cara mengolah perbedaan supaya tidak saling berbenturan. Betapa indahnya makna “Bhinneka Tunggal Ika” jika benar-benar di implementasikan di negeri ini. Tidak akan ada lagi perpecahan antar masyarakat, kita semua mendambakan kehidupan di negara yang adil dan damai.
ultah andre

Tulisan ini mungkin akan terasa indah jika kembali kita buka 4 tahun kedepan, melihat sebuah blog milik adik kelas yang menceritakan pengalaman menariknya menjadi sebuah kenangan tersendiri, karena aku pernah mengalami lingkungan yang sama. Dan kini aku dalam lingkungan yang berbeda, mencoba mengabadikan sebuah kenangan, karena kenangan akan menjadi motivasi kelak di suatu saat nanti.

ultah monic
Terinspirasi dari buku Sejuta Pelangi karya Oki Setiana Dewi (Mizan, 2012) yang berisi catatan harian beliau dan ternyata sebuah cerita mampu membangkitkan suasana kejiwaan yang lain dari biasanya. Karena motivasi bukan hanya lahir dari artikel berbobot, namun ada peluang dari sebuah kisah ringan. "Dan karena aku yakin, suatu saat nanti kita akan berdiri bersama, di kampus kecil kita, menggunakan toga dan kemudian menjalani hidup masing-masing dan berjuang demi terciptanya kemajuan bangsa Indonesia". Memikirkan kehidupan politik para pejabat yang sudah terekam kotor, butuh generasi yang mempunyai sisi manusiawi yang tidak akan luntur setelah dihadapkan oleh harta dan tahta, apalagi wanita. Dan aku yakin kita bisa menjadi generasi itu, karena kita memegang sisi religius, sebuah sisi abstrak yang bisa mengalahkan logika, tapi terkalahkan oleh dunia jika kita tak mampu menjaganya.

Student Lounge at Pertamina Tower FEB UGM
Terimakasih kepada senior di kampus, Bhima Yudhistira yang telah meyakinkan mimpiku di masa SMA sebelumnya, aku akan menjadi jurnalis di saat kuliah, dan kini Allah SWT telah memberi jalan, hanya masalah langkah, apakah aku akan berjalan biasa, berlari, melompat, atau mencari jalan lain.


Diposting di blog untuk menyambut blogger angkatan 2012 http://jumadi31musfa.blogspot.com/ , http://pokoknyagitulah.blogspot.com/http://andreaslukita.blogspot.com/. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi bagi semua.

Mahasiswa Semester 2 FEB UGM