Menikmati UTS

  • 5
Hari ini dengan resmi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM mengawali Ujian Tengah Semester (UTS). Ini memang bukan yang pertama kalinya aku melaksanakan UTS, namun suasana UTS kali ini terasa berbeda dibanding semester sebelumnya, dimana saat itu sebagai seorang mahasiswa baru yang ingin menunjukkan eksistensi idealismenya dengan penuh semangat berjuang di bidang akademis, yah walaupun hasil yang diperoleh tidak sepenuhnya memuaskan, memang penyakit semasa SMA, belajar hanya ketika menjelang ujian. Periode ini sepertinya rasa malas lebih mendominasi, entah karena jadwal UTS yang terlalu lama keluar atau ada faktor lain. Yasudahlah, tidak mau berlama-lama membahas UTS, karena UTS seharusnya memang dijalani, bukan dipermasalahkan. Lagipula inti dari tulisan ini bukan disini.

Tepat tadi pagi, ketika sedang asik bersantai ria karena tidak ada jadwal UTS yang berarti bisa menikmati masa libur dengan sebaik-baiknya, sebuah SMS datang dari teman “Ja, lu dmana? Mw ikutan ngerjain monik ultah?”, sempat kaget karena memang tidak ada persiapan, setelah lama berbasa-basi sampai datang telpon dari teman, maka dengan langkah gontai kaki ini dilangkahkan menuju kampus. Cukup melelahkan sebenarnya, apalagi saat itu aku sedang berpuasa Senin, tapi untuk sebuah kado pertemanan maka langkah ini semakin menguat.

ultah monic
Setelah sampai di kampus, ternyata teman sudah menunggu dan siap mengeluarkan kejutan. “Sang Target” pun sedang mengobrol di depan, menunggu sebuah jebakan yang datang. Dan akhirnya dengan berbagai tipu daya, akhirnya korban masuk perangkap dan... :D Sebelumnya pada tanggal 25 Maret di sebuah kantin Psikologi, ada juga seorang korban bernama Andreas, dan akhirnya sempat menikmati suapan nasi dan tegukan air gratis. Alhamdulillah :D

ultah andre
Semua ini menyadarkan bahwa dibalik kelumit kesemrautan negara yang ramai pembicaraan politik, dari kasus Angelina Sondakh yang kemudian tertutup oleh kasus FPI (kemana kasus Angie setelah itu?), prokontra BBM yang tiba-tiba muncul nama binatang asing Tomcat dan lanjut dialihkan ke isu koalisi penguasa (ini ga ada ngaruhnya ama masyarakat, masyarakat bukan mau ngurusin koalisi, tapi gimana cara menghasilkan sesuap nasi) ternyata masih ada “surga kecil” di sebuah kampus kecil FEB UGM. Bukannya apatis, tapi sekedar menjernihkan pikiran dengan hal menyenangkan. Walaupun ada sebuah pepatah di kampus kami kalau anak Akuntansi hanya bisa hidup dengan bergeng (yang ngomong kayaknya kebanyakan nonton Crows Zero) tapi ya memang, setiap manusia mempunyai ciri khas tersendiri, bukannya eksklusif tapi memang setiap manusia sudah ditakdirkan berbeda, hanya masalah kita bagaimana cara mengolah perbedaan supaya tidak saling berbenturan. Betapa indahnya makna “Bhinneka Tunggal Ika” jika benar-benar di implementasikan di negeri ini. Tidak akan ada lagi perpecahan antar masyarakat, kita semua mendambakan kehidupan di negara yang adil dan damai.
ultah andre

Tulisan ini mungkin akan terasa indah jika kembali kita buka 4 tahun kedepan, melihat sebuah blog milik adik kelas yang menceritakan pengalaman menariknya menjadi sebuah kenangan tersendiri, karena aku pernah mengalami lingkungan yang sama. Dan kini aku dalam lingkungan yang berbeda, mencoba mengabadikan sebuah kenangan, karena kenangan akan menjadi motivasi kelak di suatu saat nanti.

ultah monic
Terinspirasi dari buku Sejuta Pelangi karya Oki Setiana Dewi (Mizan, 2012) yang berisi catatan harian beliau dan ternyata sebuah cerita mampu membangkitkan suasana kejiwaan yang lain dari biasanya. Karena motivasi bukan hanya lahir dari artikel berbobot, namun ada peluang dari sebuah kisah ringan. "Dan karena aku yakin, suatu saat nanti kita akan berdiri bersama, di kampus kecil kita, menggunakan toga dan kemudian menjalani hidup masing-masing dan berjuang demi terciptanya kemajuan bangsa Indonesia". Memikirkan kehidupan politik para pejabat yang sudah terekam kotor, butuh generasi yang mempunyai sisi manusiawi yang tidak akan luntur setelah dihadapkan oleh harta dan tahta, apalagi wanita. Dan aku yakin kita bisa menjadi generasi itu, karena kita memegang sisi religius, sebuah sisi abstrak yang bisa mengalahkan logika, tapi terkalahkan oleh dunia jika kita tak mampu menjaganya.

Student Lounge at Pertamina Tower FEB UGM
Terimakasih kepada senior di kampus, Bhima Yudhistira yang telah meyakinkan mimpiku di masa SMA sebelumnya, aku akan menjadi jurnalis di saat kuliah, dan kini Allah SWT telah memberi jalan, hanya masalah langkah, apakah aku akan berjalan biasa, berlari, melompat, atau mencari jalan lain.


Diposting di blog untuk menyambut blogger angkatan 2012 http://jumadi31musfa.blogspot.com/ , http://pokoknyagitulah.blogspot.com/http://andreaslukita.blogspot.com/. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi bagi semua.

Mahasiswa Semester 2 FEB UGM

5 komentar:

Berikan timbal balik anda kepada kami untuk tetap menjaga kemajuan blog ini